Sabtu, 11 April 2020

Kesempatan Terbaik selalu datang saat sabar menunggu


Apakah saat ini Anda sedang merasa kesal dan bosan karena menunggu sesuatu yang tak kunjung datang? 

Mungkin tak ada orang yang akan mengatakan bahwa menunggu adalah hal yang menyenangkan. Anda pun juga barangkali sangat kesal jika diminta menunggu. Namun, bila terpaksa harus melakukannya, mungkin kata-kata sabar menunggu bisa menjadi penawar hati yang sedang gundah.Namun, jika yang Anda butuhkan adalah kata-kata sabar menunggu yang bisa memberikan motivasi untuk tetap kuat, tetap baca artikel ini sampai selesai, ya!
Adakalanya dalam hidup, Anda harus menghadapi masa-masa sulit. Saking beratnya, Anda mungkin merasa tidak kuat lagi untuk bertahan dan menunggu jalan keluar yang bisa membawa Anda terlepas dari segala kesulitan.
Saat itu terjadi, motivasi diperlukan agar Anda tetap bersemangat menjalani hidup.
Menunggu sesuatu adalah salah satu hal yang tidak menyenangkan, bukan? Nah, sadarkah Anda bahwa waktu terasa lambat justru karena Anda menunggunya untuk segera berlalu?
Oleh sebab itu sembari menanti, cobalah sibukkan diri dengan melakukan hal-hal yang menarik dan bermanfaat. Jadi, Anda tak akan merasa waktu berjalan begitu lambat.
Untuk mendapatkan sesuatu yang berarti, kadang menunggu adalah tindakan terbaik yang harus Anda lakukan. Sekesal apa pun rasa hati, Anda harus bertahan sampai waktunya tiba.
Jika Anda terlalu cepat menyerah, bukan mustahil Anda akan melewatkan hal-hal penting yang Anda tunggu. Jika sudah demikian, Anda harus menambah stok sabar lagi karena harus menunggu dua kali.
Kadang menunggu memang merupakan pilihan terbaik. Namun, bukan berarti Anda harus diam saja dan tak melakukan aktivitas lain selama berada dalam masa penantian.
Lakukanlah hal-hal bermanfaat yang akan menunjang terwujudnya harapan atau keinginan Anda. Jadi, saat kesempatan yang ditunggu datang, Anda bisa lebih optimal dalam memanfaatkan kesempatan tersebut.
Manusia adalah makhluk yang lemah. Sebanyak apa pun harta dimiliki atau seberapa besar pun kekuasaan yang dipunya, tidaklah menjadi jaminan bahwa seseorang bisa melakukan segala hal yang diinginkannya.
Oleh sebab itu, sudah sepantasnya kita bersabar saat belum bisa meraih cita-cita. Kita harus yakin bahwa dengan bersabar menanti sambil melakukan segala aktivitas dengan sebaik-baiknya, kelak kesempatan itu akan datang di saat yang tepat.
Beberapa orang memiliki kompetensi yang mumpuni. Namun, tak semuanya bisa suksesberkat kompetensi yang dimiliki karena kesempatan terbaik belum menghampirinya.
Nah, jika Anda termasuk orang yang memiliki kompetensi, tapi belum bisa sukses, sabarlah menunggu. Jika mau bersabar, entah besok atau lusa, pasti kesempatan itu akan datang pada Anda.

Jumat, 19 Juli 2019

Menilai Ketulusan Seseorang

sumber foto : islamudina.com

Astagfirullah...
Kenapa kita bisa meragukan ketulusan seseorang?  siapa pula kita ini yang berhak dan merasa bisa menilai seseorang itu tulus atau tidak?

Dan jika, katakanlah, mereka benar tidak tulus terhadap kita, lalu kenapa? Apa ruginya kita? Toh mereka hanya berusaha menjaga sikap dengan menyenangkan hati orang lain? Tidaklah kita pun akan menjaga sikap pula untuk sekedar berbasa-basi? yang tentu saja tanpa terjebak untuk menjadi munafik.

Ikhlas/ketulusan adalah suatu rahasia antara Allah SWT dengan hamba-Nya, jadi hanya Allah yang tahu dan berhak untuk menilai ketulusan.

Membantu siapa pun dasarnya adalah ketulusan , karena dasarnya adalah ketulusan maka bantuan itu tetap dilakukan. Betapa pun buruknya karakter seseorang yang kita bantu, namun atas dasar ketulusan maka bantuan itu akan dilakukan.



Sekian yang bisa ditulis. Selamat Membaca

Sabtu, 29 Juni 2019

Untuk Kamu, Kekasihku (RAP)

Masih tak menyangka bisa bersamamu hingga saat ini, hingga detik ini. Tak terasa waktu tlah lama berputar, menciptakan banyak kenangan yang takkan pernah terlupakan. Membuatku semakin dan semakin bersyukur kepada Allah untuk kesempatan yang telah Ia berikan untukku, kesempatan untuk dapat melalui hari-hari indah bersamamu, kesempatan untuk dapat melihat senyumanmu dengan sangat jelas di depan mataku, kesempatan untuk mendengar suara dan tawamu yang selalu membuat hatiku merasa tenang, kesempatan untuk merasakan hangat pelukmu, serta lembutnya setiap kecupanmu di keningku. Aku bersyukur memiliki seseorang yang benar-benar menyayangiku dengan segala kekurangan yang kumiliki. Sangat dan sangatlah bersyukur karna kamu tetap memelukku setelah tau semua kekuranganku.

Seandainya kamu tau aku sangat bahagia bisa bersamamu. Menghabiskan waktu bersama hingga seharian pun terasa hanya satu jam saja. Meskipun aku sering egois, memikirkan diriku sendiri yang hanya selalu ingin bersamamu, yang terkadang tak mempedulikan kesibukanmu, dan sering menahanmu untuk pergi meninggalkanku meskipun hanya sesaat. Padahal tak seharusnya kulakukan itu semua, aku selalu berusaha mencoba mengerti kesibukanmu, mengerti aktivitasmu yang seharusnya tak hanya untuk mengurusi aku. Maafkan sikap kekanak-kanakan ku yang sering muncul saat bersamamu, sikapku yang terlalu manja dan cengeng. Entah kenapa sifat itu selalu muncul secara tiba-tiba. Mungkin karna aku merasa sangat nyaman dan merasa tenang saat bersama seseorang kurasa mampu untuk melindungiku. Aku seperti merindukan sosok pelindung di hidupku yang sudah lama tak kutemui. Maafkan aku telah melanggar janjiku untuk tak lagi meneteskan air mata di depanmu. Kuharap kamu mau mengerti untuk satu hal itu. Tapi yang harus kamu tau, aku sangat bahagia bisa berbagi cerita dan kasih sayang padamu, berbagi tangis dan tawa hanya berdua denganmu.

Maafkan aku jika menurutmu aku masih sering meragukanmu. Aku hanya terlalu takut dibohongi, aku terlalu takut disakiti dan dikhianati. Tapi sebisa mungkin aku berusaha untuk selalu percaya pada semua perkataanmu. Dan kenyataanya aku sudah terlanjur mempercayaimu. Tapi bisakah aku memintamu untuk selalu berkata jujur kepadaku? Tentang apapun, tentang baik dan buruk yang pernah kamu lakukan, karna aku tak ingin apa yang kamu katakan tak seperti kenyataan. Tak ada yang perlu ditakutkan, aku tak akan meninggalkanmu bagaimanapun keadaanmu. Akupun perlahan menghilangkan keraguanku padamu yang sering mengganggu pikiran dan hatiku. Keraguan yang selalu melemahkan hatiku. Yang selalu membuatku mengkhawatirkan sesuatu akan terjadi padamu dan juga aku. Namun saat ini aku mulai mempercayaimu, karna aku tau kamu sudah bersamaku.

Aku menyayangimu dengan segala kekurangan dan kelebihanmu, tak peduli apapun itu. Meskipun kamu selalu membuatku lama menunggu kabarmu, membuatku tertidur saat menunggumu membalas pesanku, karna kamu sedang tidur lelap tak mengenal waktu ataupun kamu sedang asik memainkan game mu. Aku selalu bersabar untuk itu. Bukan maksudku untuk selalu mengekangmu, bukan maksudku untuk melarang hobimu. Aku hanya ingin mengingatkanmu, ada aku yang selalu mengkhawatirkanmu jika tak ada kabar darimu, ada aku yang selalu merindukanmu, yang selalu ingin mengobrol denganmu meskipun hanya melalui pesan di layar kaca handphone mu. Maafkan aku jika mungkin aku kurang mengerti kamu. Mungkin akulah yang hanya terlalu berharap lebih padamu, akulah yang masih harus menambah porsi kesabaranku untukmu. Akan ku lakukan yang terbaik yang ku mampu untuk menyayangimu, untuk mempertahankanmu. Percaya padaku aku tak akan mengecewakanmu, aku tak akan menyakitimu, karna aku menyayangimu, sangat menyayangimu lebih dari yang kamu tau :”)

Stay With Me
Semoga Allah Selalu memberi Jalan Kemudahan untuk Hidup Bersama. Aamiin

Selasa, 19 Mei 2015

My Little Friendship

Cerpen Karangan: 
Lolos moderasi pada: 16 May 2015

Kicauan burung di pagi hari ini sangat menyejukkan hatiku yang sedang gundah.
“Cheiril! Kemari!” panggil Mischa.
“Ada apa, Mischa?”
“Lihat! Ada murid baru!” tunjuknya.
Aku melihat murid baru itu berjalan lenggak-lenggok layaknya model. Dia berjalan dengan sombongnya. Sombong sekali dia! batinku. “Dia di kelas apa?” tanyaku kemudian.
“Hmm…” Mischa tampak berpikir. “Di kelas kita, Cher,” ujarnya memanggilku dengan panggilan akrabku, Cher.
“Apa?!” pekikku kaget.
“Kamu kenapa, Cher?”
“Dia sangat sombong, Cha!”
“Ya, kurasa begitu.”
“Lihatlah cara ia berjalan. Tak pantas menjadi murid di sekolah teladan ini!” seruku berlari meninggalkan Mischa.
Mischa menghela napas, lalu mengejarku. “Cheiril! Tunggu aku!”
Sesampainya di kelas, banyak anak yang mengerubungi salah satu meja murid di kelasku. Pasti anak itu, gumamku. Aku menerobos masuk kerumunan anak itu. Dan benar saja. “Hei! Main terobos saja! Tidak tahu aturan ya, kamu!” bentak anak baru itu.
“Suka-suka aku dong. Lagipula, kamu kan murid baru,” aku tak mau kalah.
“Mau menantangku rupanya, ya!” Ia berdiri dengan wajah geram.
“Sudah-sudah! Berhenti!” teriak Mischa melerai.
“Mischa?” tanyaku tak percaya.
Mischa mengedipkan sebelah matanya. “Madison, jangan berani-beraninya kamu menantang sahabayku Cheiril, ya! Atau ku adukan kau ke kepala sekolah!” ancam Mischa.
Anak baru yang bernama Madison itu diam seribu bahasa.
“Terima kasih, Mischa. Kamu selalu membelaku,” aku berkata seraya tersenyum.
“Tak masalah, Cher. Sahabat”
“Sahabat!” Aku dan Mischa pun berpelukkan. Tetapi, ada orang yang melihat kami dengan sinis. Ya, siapa lagi kalau bukan Madison?
Istirahat pun tiba…
“Mischa! Ke kantin yuk!” ajakku ramah.
Mischa mengangguk lesu.
Aku heran. Kenapa dia? Kami pergi ke kantin bersama. “Kamu kenapa, Mischa?”
Ia menggeleng.
“Ayo, ceritakan saja.” Aku menyeruput sedikit jus jambuku.
“Cheiril, sebenarnya… sebenarnya… aku harus pindah ke Australia. Dan, aku berada disana selama 2-3 tahun lamanya… Aku sangat sedih karena berpisah denganmu… Hiks…,” Mischa menangis.
Tak terasa, air mataku menetes begitu saja di pipiku. Kami berpelukkan sangat erat. “Kapan kamu berangkat, Mischa?”
“Besok pagi…” Mischa tambah menangis sejadi-jadinya.
Kami berpelukkan erat lagi. Aku sedih harus berpisah dengan sahabat kesayanganku ini…
Keesokan harinya…
“Mischa! Tunggu aku!” teriakku memanggik Mischa yang sudah ada di bandara. “Ini,” aku menyodorkan sebuah bingkisan cukup besar kepada Mischa. “Terima ini, dan buka saat kamu sudah di Australia. Jangan lupa komunikasi denganku ya… Sampai jumpa lagi, Mischa… I love you…” aku menangis lagi.
Kami berpelukkan sangaaat erat.
“Sampai jumpa lagi, Cher… Love you, too…”
Pesawat yang ia tumpangipun lepas landas. Disini, aku hanya bisa menangis. Mulai besok, aku harus menghadapi Madison sendiri. Ya sudahlah. Itulah nasibku…
Esoknya di sekolah…
“Heh! Kalau jalan hati-hati dong! Dipakai matanya!” serunya marah.
Aku tak menggubris perkataannya. Bagiku, itu hanya angin lalu. Mataku sudah bengkak karena menangis sehari semalam.
“Heh! Kalau orang ngomong, dijawab dong!” bentaknya lagi.
Aku mendongakkan kepala dan menatap anak itu. Madison, Si Pembuat Ulah.
“Heh Anak Cengeng!” ledeknya lagi.
Aku langsung berlari meninggalkan Madison sendiri.
“Cheiril, jangan menangis lagi, ya” hibur Fanda kepadaku. Ia duduk di bangku Mischa. “Maafkan aku mengingatkanmu tentang Mischa…”
“Tak apa, Fanda…” Aku mengusap air mataku yang sedari tadi membasahi pipiku.
Tiba-tiba, bu Hani masuk kelas. “Anak-anak, ada perubahan sedikit untuk tempat duduk kalian karena Mischa, teman sekelas kita pindah,” ujar bu Hani memulai pembicaraan. “Cheiril tetap disana, Fanda di samping Alleya, Qiara di samping Naya, Lollita di samping Harun, Keisya di samping Angel, dan terakhir Madison di samping Cheiril,” lanjut bu Hani.
Aku sangat terkejut. Di samping Madison?! Tak mungkin!!! Aku langsung tertunduk lesu. Madison hanya tersenyum kemenangan.
“Hei Anak Cengeng! Kita bertemu lagi,” ia tersenyum sinis.
“Huh!” Aku langsung membalasnya dengan membuka buku pelajaran.
Pelajaran bu Hani, Miss Ella, pak Tony dan bu Vira pun berjalan dengan lancar sampai bel istirahat terdengar. Aku masih sangat kesal dengan Madison.
“Fanda, ke kantin yuk!”
“Ayo!” Aku dan Fanda ke kantin, sedangkan Madison di kelas.
“Kamu kenapa, Cher? Kok murung begitu?” tanya Fanda ingin tahu. “Pasti gara-gara Madison, ya?” tebaknya sok tahu.
“Ya, begitulah Fan…” jawabku seadanya.
“Ya, kutahu itu. Pasti kamu sangat sedih.”
Aku mengangguk. “Kamu mau pesan apa, Fan? Biar aku saja yang traktir,” tanyaku.
“Tidak usah, Cher. Aku bayar sendiri saja.”
“Tidak apa, Fanda…”
“Benar? Baiklah. Aku mau jus jeruk dan fettucini saja. Benar tidak apa?” Aku mengangguk sambil tersenyum.
“Terima kasih ya, Cher. Pantas kamu bersahabat dengan Mischa karena kamu cantik, pintar dan baik pula,” puji Fanda tulus.
Aku tersenyum malu. Dan, sesegera mungkin, aku menuju bu kantin dan memesan semuanya. Aku sendiri hanya memesan jus jambu, jus kesukaanku dan waffle mini. Aku memang sedang diet. Menurutku sendiri, bentuk tubuh dengan tinggi 150 cm dan berat 48 kg itu sangat gendut. Maka dari itu, aku mulai program dietnya.
“Nih. Silakan Fanda.” Fanda tersenyum. Kami mengobrol dengan riang. Sesekali juga, kami menyeruput minuman masing-masing.
“Kita ke kelas, yuk!” ajak Fanda. Aku menurut saja. Saat kami sampai di ambang pintu kelas, Fanda pamit untuk ke toilet dulu. Terpaksa, aku masuk ke kelas yang hanya ada Madison.
“Hhh….”
“Hei!” teriak Madison. “Masuk kelas enggak ketuk pintu dulu! Nggak tahu sopan santun banget sih, kamu!” ejek Madison.
Aku hanya terus berjalan dan duduk di bangkuku sendiri. “Memang ini kelas kepunyaan nenekmu, Madie?! Hah!” Aku sudah sangat kesal dengan dia. Sabar Cheiril… sabar…, ujarku dalam hati. Madison hanya diam terpaku. Syukurlah kalau dia tida, menantangku seperti kemarin.
Saat pulang sekolah….
“Aku dulu yang keluar, Cheiril jelek!” seru Madison. “Aku dulu, Madison sombong!” seruku tak mau kalah. Kami berebut siapa dulu yang keluar kelas. Akhirnya, aku mengalah. Si Sombong Madison itu tersenyum penuh kemenangan. Rupanya, ia mulai sombong lagi. Tak capek-capeknya ya, dia sombong seperti itu? Aku keluar kelas dengan pipi yang sudah basah oleh air mataku. Aku menengok ke belakang, dan melihat Madison menampakkan wajah bersalah. Tak biasanya ia seperti itu. Wajah bersalah? Tidak mungkin! Madison itu sombongnya minta ampun deh! Mana mungkin dia bisa menampakkan wajah bersalah kepadaku? Rasanya mustahil! Aku terus berlari.
Tiba-tiba, Madison menepuk pundakku dan memanggil namaku. Aku kaget bukan main. Madison mau memegang temannya? Apalagi menepuk pundak temannya? Tak mungkin! Itu bukan Madison yang kukenal. Atau mungkin, dia sudah berubah ya? Ah, lupakan saja. “Cheiril…” panggil Madison. Aku menatap dia dengan tampang masih kesal.
“Apaan sih, pegang-pegang?!” seruku galak.
“Mm… ma… maafkan aku ya, Cheiril… Ak… aku… aku banyak salah sama kamu… Ssse.. sekali lagi, ma.. ma… maaf ya…,” ujarnya sambil menunduk.
Aku tak hiraukan ia, dan aku langsung berlalu. Tetapi, aku mendengat suara isakkan tangis. Dan, kulihat… Oh My God! Madison menangis! Mustahil! Aku berusaha menghampirinya. “Madison?” tanyaku. Ia menatapku dengan rasa bersalah yang amat dalam. Aku bisa merasakannya.
“Cheiril… Aku mohon… Maafkan aku, ya…” pintanya tulus.
“Apa? Kamu benar-benar Madison, kan? Kamu bohong, ya? Kamu menjebakku, ya?” tebakku.
Ia menggeleng lemah. “Sekali lagi, aku minta maaf kepadamu, Cheiril… Maafkan aku…”
Aku masih tak percaya. Tetapi, ya sudahlah. Aku maafkan dia. “Asal, kamu tidak mengulangi perbuatanmu dulu lagi, ya?”
“Janji!”
Kami berpelukkan. Senangnya, Madison dapat berubah…
Lama-kelamaan, kamk semakin akrab dan akrab. Sampai akhirnya, kami memutuskan untuk bersahabat. Lalu, Mischa akan kembali lusa. Senangnyaaa, aku dapat bertemu kembali dengan Mischa…
Lusa pun datang…
“MISCHAAAAA…!!!” Aku dan Mischa berpelukkan sangaaaat erat. “Aku rindu kamu, Mischa….”
“Aku juga, Cher….”
Tiba-tiba saja, Madison memeluk Mischa. “Hei! Lepaskan pelukanmu, Madison!” bentak Mischa.
Madison terlihat sedih.
“Mischa, kamu tahu tidak? Madison sudah berubah total, lho… Dan, dia sekarang sudah bersahabat dengan kita… Terima dia ya?” ujarku memberitahukan.
“Apa?! Maafkan aku ya, Madison… Kukira, kamu belum berubah…” sesal Mischa.
“Tak apa, Mischa. Aku tahu kok. Sekarang, kita bertiga bersahabat kan?”
“Pasti!”
Kami bertiga berpelukkan sangat erat. Persahabatan kami tidak akan retak untuk selamanya dan apapun yang terjadi… I love you, Mischa and Madison…

Indahnya Persahabatan

Cerpen Karangan: 
Lolos moderasi pada: 13 May 2015

Pada suatu hari aku pergi berangkat ke sekolah, sesampai ke sekolah aku bertemu dengan sahabat baik aku namanya della, nani dan lista. Menurut aku mereka adalah sahabat terbaikku karena mereka bisa membuat aku tertawa dan nyaman bersama mereka semua, dan begitu pun juga apa yang dirasakan sahabat-sahabatku itu kepada aku.
Pada suatu hari tepatnya di ruang kelas pada saat pelajaran dimulai ada seorang anak laki-laki namanya agus, anak lucu dan baik, dia teman sekelas kami, orangnya suka bercanda kepada teman-teman termasuk dengan guru pengajar pun juga dibuatnya lucu sehingga semuanya ikut tertawa melihatnya, pada waktu itu anak laki-laki itu sedang bertanya kepada guru pengajar tentang pelajaran, entah kenapa teman-teman tertawa melihat anak laki-laki itu bertanya dengan gaya khasnya, dengan suara yang agak terbata-bata dan dengan pertanyaan yang sedikit kurang masuk akal, sehingga membuat teman-teman tertawa mendengarnya, namun semua itu tidak masalah bagi anak laki-laki itu, karena dia merasa senang bisa membuat semua orang tertawa dengan kehadirannya itu.
Lalu setelah berjalannya waktu terdengar bunyi lonceng dari luar kelas yang menandakan jam istirahat telah tiba dan pelajaran pun telah berakhir, dan pada saat waktu istirahat tiba. Tiba-tiba anak laki-laki itu langsung terdiam dan merenung di dalam kelas, entah kenapa, karena dia merasa bahwa dirinya sedang tidak mempunyai uang untuk belanja ke kantin seperti teman-teman yang lain, lalu aku dan sahabat-sahabat aku datang menghampirinya dan menanyakan sesuatu apa yang terjadi dengan anak laki-laki itu sehingga membuat dia murung setelah mendengar waktu istirahat telah tiba, lalu pada akhirnya dia menceritakan kepada kami semua, bahwa dirinya sedang tidak mempunyai uang untuk belanja di kantin, dan pada saat itu aku dan sahabat aku berniat untuk membantu dia, agar dia bisa belanja di kantin seperti teman-teman yang lain, dan akhirnya dia tidak merasa sedih lagi karena dia sudah mempunyai uang untuk belanja di kantin, dari pemberian kami semua dan pada akhirnya kami pun ikut senang bisa melihat dia ceria lagi dan bisa membantu dia, dari segala kekurangannya.
Cerpen Karangan: Raudatul Jannah
nama: raudatul janah
nama panggilan: atul
tempat,tanggal lahir: banjarmasin, 07 januari 1997
agama: islam
pendidikan: SMA


copyright@http://cerpenmu.com/

Kamis, 14 Mei 2015

Pengertian dan Sejarah Photoshop

Adobe Photoshop, atau biasa disebut Photoshop, adalah perangkat lunak editor citra buatan Adobe Systems yang dikhususkan untuk pengeditan foto/gambar dan pembuatan efek. Perangkat lunak ini banyak digunakan oleh fotografer digital dan perusahaan iklan sehingga dianggap sebagai pemimpin pasar (market leader) untuk perangkat lunak pengolah gambar/foto, dan, bersama Adobe Acrobat, dianggap sebagai produk terbaik yang pernah diproduksi oleh Adobe Systems. Versi kedelapan aplikasi ini disebut dengan nama Photoshop CS (Creative Suite), versi sembilan disebut Adobe Photoshop CS2, versi sepuluh disebut Adobe Photoshop CS3 , versi kesebelas adalah Adobe Photoshop CS4 dan versi yang terakhir (keduabelas) adalah Adobe Photoshop CS5.

Rabu, 22 April 2015

Mengenal saya :)

ABOUT ME :


♡ Full Name : Inggit Karnasih

♡ Nickname : Inka, Gigi, inggit

♡ Weight : 160 Cm

♡ Height : 45 Kg

♡ I Have 2 Brothers

♡ Birthday : August 30

♡ Star : Virgo Niar

♡ Religion: Islam

♡ Origin: Indonesia (Jambi)

♡ Blood Type: AB

♡ Hobby : Runing, eating, writing, etc.

♡ Favorite Colour : all Colours

♡ Shio : Merkurius

♡ Fandom : Bestfriend, Sparkyu, etc

♡ Bias : JeongMin,kyuhyun,Guan ChenMuyen, etc

♡ Favorite Foods : Nasi Goreng+ mie ayam

♡ My inspiratif :
♡ Agnes Davonar ( penulis )
♡ C.anwar ( penulis )
♡ A.fuadi ( Novelis )
♡ Mario Teguh ( motivator mtgw )
♡ Boyfriend ( Boyband Korea ) ♡

♡ I ALLAH ♡
♡ I My Family ♡
♡ I My Bestfriend ♡
♡ I My Bofi ♡
♡ I My Twin in fb ♡
♡ I My Bias ♡
And I LoVe U All ♡

Don't Forget to study and Support Boyfriend_jeongmin *mirror prince*

♡ If you want to be my friends you can add me^^

♡ Thank You ~ ♡